Anda tahu Anda berada dalam suasana hati yang buruk. Anda tahu itu mengurangi kinerja Anda di tempat kerja. Tapi bagaimana Anda keluar dari itu?

Kami menyelidiki bagaimana 740 pemimpin mencoba untuk memecahkan masalah ini untuk diri mereka sendiri, dan kami menyajikan praktik terbaik mereka dalam artikel HBR sebelumnya. Tetapi ketika kami melihat lebih seksama, kami menemukan bahwa banyak dari para profesional mendapatkan hasil yang beragam ketika mereka menggunakan praktik-praktik ini secara terpisah atau jarang. Akibatnya, lebih dari setengah dari mereka tidak bisa mengubah pemikiran saat diperlukan.

Sudah jelas bahwa konsistensi dan kombinasi adalah kunci nyata untuk sukses. Setelah bertahun-tahun bereksperimen, kami telah menemukan bahwa satu langkah praktik dapat, bila dilakukan secara teratur, sangat meningkatkan kemampuan seorang pemimpin untuk beranjak ke keadaan pikiran yang produktif yang kami sebut sebagai CHE – Calm, Happy and Energized (tenang, bahagia dan bersemangat). Kami menyebutnya the 4-Step Reset:

  1. Libatkan Pernapasan

Pernapasan dapat membantu Anda mencapai kondisi fisiologis yang disebut koherensi, yang mengarah ke peningkatan kejernihan mental, fokus, kestabilan emosi, dan pengambilan keputusan. Selama koherensi, simpatik (mempercepat) dan parasimpatis (memperlambat) cabang sistem saraf otonom bekerja timbal balik. Ketika ini terjadi detak jantung kita mengikuti pola yang sama-ia mempercepat dan kemudian melambat. Bernapas lebih lambat dan lebih dalam dengan laju yang konstan dapat membantu menginduksi koherensi karena ketika kita hirup, detak jantung kita meningkat dan ketika kita menghembuskan napas ia berkurang, sehingga membantu sistem saraf kita mencapai keseimbangan ini.)

Lisa Kelly Croswell, wakil presiden untuk sumber daya manusia di Boston Medical Center, sering menggunakan pernapasan koheren di tempat kerja untuk kembali fokus. “Ini membebaskan kapasitas otak saya untuk berpikir jernih dan membuat berbagai jenis keputusan yang lebih cepat,” jelasnya. “Ini mengeluarkan semua kebisingan dan stress saya.

  1. Aktifkan Perasaan Positif

Dengan melibatkan pernafasan, mulailah diam-diam fokus pada orang, tempat, atau hal yang benar-benar Anda hargai dan / atau syukuri. Pastikan Anda mengaktifkan perasaan yang sebenarnya, yang diperoleh dari dalam diri Anda, sehingga Anda bisa mengalaminya kembali. Pertimbangkan untuk menggunakan isyarat visual dan taktil (misalnya foto, gambar, obyek spesial, surat) dan rangsangan eksternal seperti alam dan musik dan untuk memperdalam perasaan. Idenya adalah untuk merangsang pelepasan zat kimia saraf, seperti dopamin dan serotonin, dan hormon, seperti oksitosin. Ini secara kolektif dapat meningkatkan mood dan pandangan kita, dan membantu kita tetap waspada, penasaran dan fokus.)

Megan Griffault, direktur HR global untuk FMC Agricultural Solutions menggambarkan langkah ini sebagai “mengambil waktu sejenak untuk memasuki perasaan positif atau apresiasi.” Ketika dia melakukannya, menurutnya dia bisa melakukan pendekatan terhadap situasi dan masalah “dari keadaan pikiran yang lebih subjektif dan tenang, yang hampir selalu menghasilkan hasil yang lebih baik.

  1. Pemikiran Reframe

Berikutnya, tanyakan pada diri Anda satu atau lebih pertanyaan untuk menilai pemikiran Anda saat ini dan membantu Anda memutuskan apakah pemikiran yang berbeda mungkin akan lebih bermanfaat dalam situasi Anda saat ini.

Berikut adalah beberapa saran:

  • Hal lain apa yang memungkinkan?
  • Kesempatan apa yang ada dalam situasi ini?
  • Apa yang benar-benar penting sekarang?
  • Apa yang bisa saya pelajari pada saat ini?
  • Apa yang hati saya katakana? Apa yang nyali saya katakana?
  • Apa pendekatan yang lebih berguna /konstrukstif/positif?
  • Apa yang paling diinginkan?

Jim O’Connor, Wakil Presiden Timberland PRO menggambarkan dirinya sebagai pemimpin optimis yang kadang-kadang tergelincir kedalam pemikiran negatif. Ketika itu terjadi, dia menantang dirinya dengan ini dan pertanyaan lainnya: “Dua langkah reset pertama telah menjadi otomatis. Tapi kemudian saya secara sadar melihat pemikiran saya sehingga saya bisa mengubahnya dan menjaga pikiran saya dalam keadaan yang positif.

  1. Libatkan Ulang Tindakan

Dengan pernapasan terlibat, perasaan positif diaktifkan, dan pikiran yang terpola ulang muncul kembali, langkah keempat adalah untuk kembali terlibat dengan sikap baru dan perilaku dan mungkin tindakan yang berbeda.

Proses ini lebih mudah dijelaskan daripada dilakukan. Ini membutuhkan waktu dan latihan untuk menguasai kemampuan untuk mengubah keadaan pikiran Anda dan membuat perubahan yang berkelanjutan dalam emosi, kata-kata, dan perbuatan Anda. Tapi, seperti yang Hilary Ware, senior vice president dari Bristow Group, Inc katakan, “Kunci untuk kepemimpinan yang kuat adalah memahami bahwa kinerja terkait dengan keadaan yang jelas dan pikiran yang seimbang.” Reset 4 langkah adalah cara sederhana untuk membantu merombak kebiasaan buruk Anda, beranjak ke ketenangan, kebahagiaan, dan energi yang lebih besar, dan menjadi lebih efektif sebagai hasilnya.

 

Sumber       : The Daily Alert from Harvard Business Review

Dikutip dari : Business Growth