Articles

Training Self Development: Fundamental Coaching Skills

Tangerang, 14 Agustus 2024 – LGI mengadakan Training Self Development: Fundamental Coaching Skills di Aula lt. 5 Head Office Karawaci, yang dibawakan Bagus Wiradharma (Master Trainer Life Coach) sebagai fasilitator. Acara ini dilaksanakan selama dua sesi, 8 dan 14 agustus.

Penjelasan dimulai dengan menerangkan coaching adalah proses yang bertujuan untuk membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan potensi dan mencapai tujuan mereka. Berikut beberapa definisi coaching:

  • International Coach Federation (ICF): Coaching adalah hubungan kemitraan antara coach dan individu yang dijalin melalui proses kreatif untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional individu tersebut.
  • Timothy Gallwey: Coaching adalah proses membuka potensi diri untuk memaksimalkan kinerja.
  • Indonesia Association of Life Coach: Coaching adalah perjalanan sukses yang memfasilitasi klien untuk membuka, mengembangkan, dan menggunakan potensi yang dimiliki dalam mencapai tujuan melalui strategi yang benar dan kebisaan yang efektif.

Terdapat beberapa prinsip dasar coaching yang penting untuk dipahami. Prinsip-prinsip ini membentuk fondasi dari proses coaching dan memastikan bahwa pendekatan yang digunakan efektif dan mendukung perkembangan individu. Berikut adalah prinsip dasar coaching:

  • Coachee adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.: Dalam coaching, keyakinan utama adalah bahwa individu (coachee) memiliki pengetahuan dan wawasan terbaik tentang dirinya sendiri. Coach berperan sebagai fasilitator, membantu coachee menggali dan memahami informasi tersebut.
  • Setiap pilihan dan keputusan yang diambil coachee adalah berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh dirinya.: Keputusan yang diambil oleh coachee didasarkan pada sumber daya, pengalaman, dan pengetahuan yang mereka miliki. Coach mendukung proses ini dengan membantu coachee mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya tersebut secara efektif.
  • Tidak ada jawaban pertanyaan yang salah, yang mana hanya coach yang salah menggunakan pertanyaan.: Dalam coaching, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Yang penting adalah bagaimana coach merumuskan pertanyaan yang dapat membantu coachee berpikir dan mengeksplorasi diri mereka dengan lebih dalam.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, coaching memiliki beberapa tujuan utama yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa tujuan coaching: 

  • Membuat rencana masa depan, memahami target, dan tujuan yang dibuat.: Coaching bertujuan membantu coachee merencanakan masa depan mereka dengan jelas. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang target yang ingin dicapai dan penetapan tujuan yang realistis serta terukur.
  • Meningkatkan kesadaran diri, nilai-nilai kehidupan, dan juga makna keberadaannya.: Proses coaching mendukung coachee untuk lebih sadar akan diri mereka sendiri. Ini mencakup pemahaman nilai-nilai pribadi dan menemukan makna serta tujuan dalam kehidupan mereka, yang dapat memberikan arah dan motivasi.
  • Menemukan potensi dalam diri, serta menciptakan keseimbangan dalam hidup.: Coaching berfokus pada membantu coachee untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi mereka, serta menciptakan keseimbangan yang harmonis dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Dalam coaching, ada pendekatan strategis yang dapat digunakan untuk mencapai hasil yang efektif. Strategi ini melibatkan tiga komponen utama yang saling berhubungan: pengetahuan dan keterampilan, perilaku dan tindakan, serta tujuan yang spesifik dan terukur. Berikut adalah komponen tersebut:

  • BE: Knowledge, Skill, Attitude
    Komponen ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki oleh coachee. Penting untuk memahami bahwa apa yang coachee ketahui, keterampilan yang mereka kuasai, dan sikap yang mereka miliki akan mempengaruhi proses coaching dan hasil akhir.
  • DO: Perilaku, Tindakan, Habit
    Aspek ini berfokus pada perilaku, tindakan, dan kebiasaan yang perlu diubah atau diperkuat. Coaching bertujuan untuk membantu coachee dalam mengembangkan perilaku yang produktif, melaksanakan tindakan yang tepat, dan membentuk kebiasaan yang mendukung pencapaian tujuan.
  • HAVE: Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-bound
    Bagian ini menekankan pentingnya memiliki tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki kerangka waktu. Penetapan tujuan yang jelas dan terstruktur membantu coachee dalam merencanakan langkah-langkah yang diperlukan dan memantau kemajuan mereka.

Ketika membahas cara kerja otak manusia, penting untuk memahami struktur dasar dan fungsinya yang berbeda. Otak manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, masing-masing dengan peran dan karakteristik uniknya.

  • Reptilian Brain: Reptilian brain merupakan survival brain, yang akan merespon fight, flight, or freeze. Merespon dominan secara kinestetik dan menjadi filter pertama dalam mekanisme pertahanan diri. Otak reptil berfungsi untuk bertahan hidup dengan merespons ancaman melalui reaksi fight, flight, atau freeze. Ini berfokus pada sensasi fisik dan berfungsi sebagai filter awal dalam pertahanan diri.
  • Limbic Brain/System: Mamalia brain adalah family system brain. Merespon dominan secara auditori. Dominan secara emotional dan mamalia brain yang dimiliki manusia danmamalia memiliki struktur 98% sama. Sistem limbik mengatur emosi dan memori serta memungkinkan interaksi sosial. Ini merespons secara auditori dan emosional, mirip dengan otak mamalia lainnya.
  • Neo-Cortex: Berorientasi pada masa depan. Merespon dominan secara visual. Merupakan bagian yang hanya ada pada struktur otak manusia. Merupakan sistem berpikir secara keseluruhan. Neo-cortex adalah bagian otak yang paling berkembang, berfungsi untuk perencanaan, pemikiran rasional, dan visualisasi masa depan. Ini mendukung kemampuan intelektual manusia yang unik.

Agar proses coaching efektif, penting untuk memahami berbagai tipe coachee dan menyesuaikan strategi coaching sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Terdapat tiga tipe coachee utama yang sering ditemui:

  • Penonton: Orang yang tidak memiliki keterampilan bermain, tidak memiliki kemauan bermain. Orang yang tidak aktif dan belum siap untuk berpartisipasi secara penuh dalam coaching. Mereka membutuhkan dorongan untuk mulai terlibat
  • Komentator: Orang ini mungkin sudah memiliki keterampilan, namun memilih menjadi komentator karena ada bagian-bagian yang belum yakin. Dengar keluhan mereka dan ubah keluhan menjadi sumber daya. Orang yang memiliki keterampilan tetapi belum yakin untuk terlibat. Mereka sering mengkritik dan perlu diarahkan untuk mengatasi ketidakpastian.
  • Pemain: Orang yang siap bermain, sudah memiliki keterampilan, kemauan, dan hasrat untuk mencapai goals. Tipe yang paling cocok untuk masuk ke dalam sebuah sesi coaching. Individu yang siap dan berkomitmen untuk beraksi. Mereka memiliki keterampilan dan motivasi untuk mencapai tujuan dan adalah tipe coachee yang ideal untuk coaching.

SMART Goals adalah metode untuk menetapkan tujuan yang efektif dengan kriteria yang jelas:

  • Specific (Spesifik):
    Tentukan tujuan yang jelas dan terperinci.
    Contoh: Menurunkan berat badan menjadi 65 kg.
  • Measurable (Terukur):
    Tetapkan kriteria yang bisa diukur untuk melacak kemajuan.
    Contoh: Berat badan saat ini 80 kg; target penurunan adalah 15 kg.
  • Achievable (Dapat Dicapai):
    Pastikan tujuan realistis dan bisa dicapai.
    Contoh: Menurunkan 2-4 kg per bulan; target penurunan 3 kg per bulan.
  • Realistic (Realistis):
    Tentukan tujuan yang bisa dicapai dengan usaha yang ada dan relevan dengan tujuan Anda.
    Contoh: Pastikan penurunan berat badan sesuai dengan upaya dan realistis untuk dicapai.
  • Time Frame (Batas Waktu):
    Tentukan kapan tujuan harus tercapai.
    Contoh: Mencapai berat badan 65 kg dalam 6 bulan, yaitu pada Juni 2023.

Agar proses coaching dapat berjalan dengan baik, beberapa keterampilan dasar berikut sangat penting untuk dipahami dan diterapkan:

  • Building (Membangun):
    Aspek paling penting dalam coaching, fokus pada membangun trust (kepercayaan) melalui rapport dan bukti. Ciptakan rasa aman dan nyaman dengan memperhatikan fisiologis, kata-kata, dan nada suara.
  • Listening (Mendengarkan):
    Terdapat berbagai jenis listening dalam coaching:
  • Cosmetic Listening: Mendengar tanpa keterlibatan mendalam.
  • Conversational Listening: Mendengar dalam percakapan sehari-hari.
  • Active Listening: Mendengar dengan keterlibatan aktif, memahami, dan merespons.
  • Global Listening: Mendengar secara keseluruhan, termasuk konteks dan emosi.
  • Insightful Questions (Pertanyaan yang Mendalam):
    Pertanyaan untuk mendapatkan informasi dan memperluas perspektif klien:
  • Negative Question: Memunculkan dampak negatif.
  • Closed Ended: Jawaban “ya” atau “tidak.”
  • Open Ended: Mendorong jawaban lebih panjang dan reflektif.
  • Focus Questions: Mengarahkan pada topik tertentu.
  • Creating Effective Habits: Membantu membentuk kebiasaan yang efektif.
  • Monitoring & Feedback (Pemantauan & Umpan Balik):
    Untuk memastikan akuntabilitas dalam coaching:
  • Monitoring: Dilakukan secara berkala sesuai komitmen.
  • Pencatatan: Catat kemajuan dan berikan umpan balik tentang keberhasilan atau kegagalan.
  • Supporting (Mendukung):
    Menjadi suporter dalam program coaching:
  • Motivasi: Dorong semangat dan mood klien yang sering naik turun.
  • Kehadiran: Memberikan dorongan agar sesi coaching lebih menyenangkan.

Untuk mengevaluasi dan mencapai hasil coaching yang optimal, SCORE Model membagi proses menjadi lima aspek utama yang saling terkait:

  • Symptoms (Gejala):
    Identifikasi kondisi saat ini yang mencakup masalah atau keadaan yang dialami.
    • Apa yang tidak berjalan dengan baik?
    • Apa masalah yang ingin Anda selesaikan?
    • Bagaimana kondisi saat ini?
    • Apa yang ingin Anda ubah atau capai?
    • Sejak kapan Anda menyadari ini sebagai masalah?
  • Causes (Penyebab):
    Temukan penyebab atau faktor yang memicu kondisi yang dialami.
    • Apa yang Anda yakini sebagai penyebab masalah?
    • Apa yang memicu masalah ini?
    • Pada situasi apa penyebab masalah ini terjadi?
    • Apa yang Anda dapatkan jika berhasil mencapai tujuan?
    • Apa alasan Anda ingin mencapai tujuan tersebut?
  • Outcome (Hasil):
    Tentukan hasil yang diinginkan dari proses coaching.
    • Apa yang sebenarnya Anda inginkan?
    • Apa hasil yang Anda cari?
    • Bagaimana Anda tahu jika tantangan ini telah selesai?
    • Apa yang ingin Anda capai dari proses ini?
    • Apa yang Anda inginkan terjadi pada diri Anda?
  • Resources (Sumber Daya):
    Identifikasi sumber daya, keterampilan, strategi, dan langkah-langkah yang diperlukan.
    • Sumber daya apa yang Anda miliki?
    • Apakah ada orang yang bisa membantu mencapai tujuan Anda?
    • Apa strategi yang dapat diterapkan untuk mencapainya?
    • Apa langkah sederhana yang bisa Anda ambil sekarang?
    • Apakah Anda memerlukan bantuan dari seseorang? Siapa dan bersediakah mereka membantu?
  • Effects (Dampak):
    Evaluasi efek samping atau dampak dari pencapaian tujuan.
    • Apa yang akan terjadi jika Anda mencapai tujuan ini?
    • Siapa yang akan terkena dampak dari pencapaian tujuan Anda?
    • Bagaimana perubahan ini mempengaruhi hasil yang Anda inginkan?
    • Bagaimana Anda akan menghadapi efek yang muncul?
    • Apa yang dapat Anda pelajari dari kejadian ini?

Selain belajar mengenai teori, coaching ini juga diselingi dengan praktek untuk memastikan peserta dapat memahami materi yang diberikan. Melalui kegiatan ini, peserta menjadi paham dan menerapkan teori yang sudah didapatkan agar bisa memimpin anggota tim dengan baik dan efektif.

[Marketing Communication LGI]


traveler
wisata 

×