Articles

Waspada! Mpox Masih Mengintai!

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan Mpox sebagai kedaruratan kesehatan global pada 14 Agustus 2024. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan kasus yang signifikan di sejumlah negara di Afrika. Mpox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark, ketika wabah penyakit seperti cacar menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Sedangkan kasus Mpox pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.

Tahun ini WHO telah mencatat lebih dari 15.600 kasus dan 537 kematian di seluruh dunia. Sementara itu, hingga Agustus 2024, Kementerian Kesehatan Indonesia telah melaporkan sebanyak 88 kasus Mpox yang terkonfirmasi di Indonesia. Wilayah dengan kasus terbanyak adalah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

VIRUS MPOX

Mpox atau monkeypox (cacar monyet) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus, bagian dari keluarga Poxviridae yang mirip dengan virus penyebab cacar air (smallpox).

Terdapat dua clade virus monkeypox, yakni Clade I berasal dari Afrika Tengah (Congo Basin) yang terdiri dari subclade 1a dan 1b. Subclade 1a memiliki angka kematian lebih tinggi daripada clade lain dan ditularkan melalui beberapa cara. Sementara itu, subclade 1b ditularkan sebagian besar melalui kontak seksual.

Berbeda dengan Clade I, Clade II berasal dari di Afrika Barat dengan subclade IIa dan IIb. Clade II memiliki angka kematian rendah, sebagian besar kasus berasal dari kontak seksual pada wabah tahun 2022. Varian Mpox Clade I, baik 1a maupun 1b, belum terdeteksi di Indonesia. Sejak 2022 hingga saat ini, varian yang ditemukan di Indonesia adalah Clade II.

Source: Freepik 

CARA PENULARAN

Virus Mpox dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Mpox juga ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin.

Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus Mpox. Hingga sekarang belum diketahui reservoir spesifik dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama Mpox, namun monyet bukanlah reservoir utama.

GEJALA DAN TANDA

Pada manusia, gejala Mpox mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Masa inkubasi Mpox biasanya berkisar dari 6-13 hari tetapi dapat pula 5-21 hari. Gejala Mpox akan berlangsung selama 2-4 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang.

Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan dan timbul lesi cacar berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan Mpox adalah Mpox dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Source: Freepik 

DIAGNOSIS

Diagnosis Mpox berdasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan antibodi dari plasma atau serum darah dapat digunakan untuk mendeteksi Mpox. Namun, konfirmasi Mpox hanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan spesimen diagnostik yang berasal dari lesi cacar, diantaranya menggunakan uji Polymerase Chain Reaction dan/atau sekuensing.

PENGOBATAN DAN VAKSINASI

Pengobatan spesifik untuk Mpox belum ada, namun jika sudah terinfeksi maka pengobatan bertujuan meredakan gejala (simptomatis) dan suportif. Pengobatan berfokus pada perawatan ruam, pengelolaan rasa sakit, dan pencegahan komplikasi.

Orang yang terinfeksi Mpox harus diisolasi dari orang lain untuk mencegah penularan. Penting untuk memulai perawatan sedini mungkin agar gejala dapat dikendalikan dan masalah lebih lanjut dapat dihindari.

Selain untuk mengurangi risiko penularan dan melindungi diri dari infeksi Mpox, vaksinasi juga bisa dilakukan sebagai pencegahan pasca-pajanan yang diberikan dalam waktu 4 hingga 14 hari setelah seseorang kontak dengan pasien Mpox.

Saat ini Vaksin Mpox sudah tersedia di Indonesia dalam jumlah terbatas, namun vaksinasi massal belum dianjurkan. Vaksinasi disarankan untuk orang-orang yang berisiko tinggi, seperti tenaga kesehatan yang mungkin terpapar, orang dengan banyak pasangan seksual, dan pekerja seks.

Beberapa antivirus, seperti tecovirimat yang awalnya dikembangkan untuk mengobati cacar air, telah dipergunakan dalam studi klinis untuk pengobatan Mpox. Penelitian lebih lanjut tetang obat ini masih berlangsung.

PENCEGAHAN MPOX

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus Mpox, meliputi:

1. Hindari Kontak Erat

Batasi kontak fisik langsung kulit-ke-kulit dengan orang yang memiliki ruam yang menyerupai Mpox. Selain itu, hindari juga hewan yang berpotensi membawa virus Mpox, seperti primata, hewan pengerat, dan mamalia kecil lainnya.

2. Vaksinasi

Pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin Mpox, terutama jika termasuk kelompok yang berisiko tinggi. Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui apakah vaksin ini disarankan untuk Anda.

3. Jaga Kebersihan dan Disinfeksi

Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air, atau gunakan hand sanitizer, terutama sebelum atau setelah menyentuh lesi. Pastikan kulit tetap kering dan terbuka (kecuali saat berada di ruangan dengan orang lain). Hindari menyentuh barang-barang di ruang bersama dan disinfeksi area tersebut secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA

  1. WHO (2024). WHO Director-General declares mpox outbreak a public health emergency of international concern. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.who.int/news/item/ 14-08-2024-who-director-general-declares-mpox-outbreak-a-public-health-emergency-of-international-concern
  2. WHO (2024). Mpox (Monkeypox). Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.who.int/ health-topics/monkeypox/
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2024). 88 Kasus Konfirmasi Mpox di Indonesia, Seksual Sesama Jenis Jadi Salah Satu Penyebab. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1546252/88-kasus-konfirmasi-mpox-di-indonesia-seksual-sesama-jenis-jadi-salah-satu-penyebab/
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023). Kemenkes Sediakan Vaksin Mpox untuk Kelompok Berisiko. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ baca/rilis-media/20231027/5844112/kemenkes-sediakan-vaksin-mpox-untuk-kelompok-berisiko/
  5. CDC (2024). Mpox Vaccine Recommendations. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.cdc.gov/poxvirus/mpox/vaccines/vaccine-recommendations.html
  6. CDC (2024). Patient’s Guide to Mpox Treatment with TPOXX (tecovirimat). Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.cdc.gov/poxvirus/mpox/if-sick/treatment.html
  7. CDC (2024). Mpox Outbreak in Democratic Republic of the Congo. Diakses pada 21 Agustus 2024 dari https://www.cdc.gov/poxvirus/mpox/outbreak/2023-drc.html

Download artikel tentang Waspada! Mpox Masih Mengintai! 


traveler
wisata 

×